Saturday, March 9, 2013

Suatu Hari, Saat MotoGP Tidak ada Rossi



Oleh: Zaenal Abidin
   
Ketika Rossi pindah ke Ducati banyak kalangan yang menilai bahwa The Doctor akan bisa sukses sebagaimana dahulu ketika hijrah dari Honda ke Yamaha meski tidak sedikit pula yang pesimis Rossi bisa mengulang kesuksesannya yang fantastis itu saat merengkuh gelar juara dunia bersamaYamaha yang sebelumnya menjadi tim kelas 2.

Tapi akhirnya waktulah yang menjawab teka-teki apakah sang maestro balap MotoGP itu bisa kembali sukses bersama tim barunya Ducati. Mencengangkan memang, di musim pertamanya bersama Ducati The Doctor hanya satu kali naik podium. Itupun di posisi ketiga. Bahkan mendekati seri-seri akhir MotoGP 2011 hasil yang diraih Rossi tambah buruk saja.

Di musim 2012 ada secercah harapan bagi para penggemar Rossi untuk melihat jagoannya kembali berjaya di balap motor bergengsi ini. Selain faktor motor Ducati yang telah di perbaiki sedemikian rupa, kemudian pernyataan Rossi yang mengaku puas dengan Desmosedici GP 12 dan pengalaman buruk yang dialami The Doctor di musim pertamanya juga menjadi alasan bagi para penggemar Rossi untuk melihat kebangkitan idolanya, karena yakin Rossi telah belajar banyak dari musim pertamanya itu. 

Tapi harapan tinggal harapan, di awal musim 2012 ini performa Rossi masih saja mengecewakan. Seri pertama di Qatar The Doctor hanya mampu finis di urutan ke-10 lebih buruk dari rekan setimnya Nicky Hayden yang finis di tempat ke-6. perofrma buruk itu masih saja berlanjut di seri ke-2 di Spanyol beberapa waktu lalu, Rossi hanya start di posisi ke-13 dan finis di posisi ke-9. 

Saya dan beberapa teman penggemar MotoGP dan Valentino Rossi, merasa jenuh ketika melihat balapan di psosisi depan selama setahun terakhir ini hanya diisi nama-nama Casey Stoner, Dani Pedrosa, dan juga Jorge Lorenzo. Sementara Rossi, yang saya yakin bukan saya saja yang mengatakan bahwa ”MotoGP = Rossi” tak kunjung melaju terdepan sampai seri terakhir kemarin. Melihat kenyataan ini kalau kita studi ke F1 (formula 1) kayak DPR saja ya..hehehe, ketika ajang balap jet darat itu ditinggal iconnya Michel Shumacher, yang rating penonton dan peminatnya anjlok karena pensiunnya Shumi (julukan Michel Shumacher), sepertinya MotoGP pun tak akan jauh berbeda dengan F1 itu. 

Saya yakin butuh waktu yang tak sebentar bagi MotoGP untuk mengembalikan pamornya ke public setelah ditinggal Valentino Rossi, hipotesa saya ini dibuktikan dengan lingkup yang kecil dari tempat saya tinggal di Pesantren PeNUS MTI, Surabaya, yang mulai bosan melihat MotoGP. ”Jangankan menonton, mendengar beritanya sedikit bosan, karena pasti Rossi kalah.”demikian seloroh salah seorang teman. Dan sepertinya bukan saya dan teman-teman saja yang akan ’meninggalkan’ menonton MotoGP, ketika menulis ini dan saya buka Kompas.com ternyata Saluran televisi Italia, Mediaset yang merupakan salah satu media massa terbesar di Italia, memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja sama dengan Dorna. Artinya ia tak punya hak lagi untuk menyiarkan balap motor paling populer di dunia saat ini MotoGP.

Benar tidaknya hipotesis saya ini, lebih bijak kita ikuti saja MotoGP musim 2012 ini dan suatu saat nanti ketika di MotoGp tak ada lagi sang Maestro, The Doctor Valentino Rossi, apakah masih ’Bersinar’ pamor MotoGP. Atau redup dan mulai ditinggalkan penggemarnya?????? Kita lihat saja.

No comments:

Post a Comment